Mengenang Pak Eddy



Kemarin wali kelas saya dipanggil ke rumah Tuhan.
Entah mengapa semua kalimat yang pernah beliau ucapkan mencuat dalam otak saya.

6 hari yang lalu, hari senin, hari pertama UN
Pak Ed: “Tasya, gimana UN-nya?”
Saya: “Bisa pak! Lumayan laah!”
Pak Ed: “Bagus! Gimana kerjasamanya? Ingat ya lulus 100% satu angkatan!”
Saya: “Siap pak! Hehe tadi ngawas dimana pak?”
Pak Ed: “di Taruna Mandiri”
Saya: “Oke pak, saya duluan pulang ya pak..”

Selasa, dua hari sebelum hari tenang menjelang UN
Saya, Viena dan Pak Ed meraut pensil dan mengecek ketebalan pensil dengan alat multimeter.

Tasya: “Pensil yang ini bagus gak pak?”
Pak Ed: “Wah! Bisa itu!”

Senin, tiga hari sebelum hari tenang menjelang UN
Claudia: “Pak, ikut survey perpisahan ya?”
Pak Ed: “mau kemana memangnya?”
Claudia: “ke Anyer pak”
Pak Ed: “Wah! Jauh sekali!”

Menjelang hari perpisahan miss galuh
Saya: “Pak, saya ambil fotonya ya!”
Pak Ed: “Wah? Buat apa??”
Saya: “Untuk buku perpisahan buat miss Galuh!”
Pak Ed: “Wah tidak mau! Satu foto mengurangi hidup saya satu hari!”
Saya: “Hah emang iya pak?”
Pak Ed: “Wah iya! Jangan ambil foto saya ya!”

Suatu siang disaat beliau mengajar
Pak Ed: “JASMERAH! Jangan pernah melupakan sejarah! Ingat itu anak-anak!”

Suatu siang beberapa bulan yang lalu
Jessica: “Bapak nanti ikut ke perpisahan kita kan?”
Pak Ed: “Belum tentu, siapa tahu saya meninggal. Kematian kan mengintip saya setiap saat di jalan”
Jessica: “Ah bapak jangan ngomong kayak begitu!”
Pak Ed: “Lah, bener kan?? Siapa yang tahu? “

R.I.P Eddy A.B.S. (1958-2011)


Ini adalah foto terakhir beliau yang saya dapatkan menjelang perpisahan miss Galuh.
Saya bangga sempat dikenal sebagai tukang foto di mata pak Eddy.

oh iya, gatau kenapa, semenjak beliau dikabarkan meninggal, yang ada di pikiran saya itu lagu Lion King 2: He Lives in You. Liriknya (menurut saya) pas untuk kondisi saat ini.




"‎Death never takes the wise man by surprise; He is always ready to go."



Post a Comment

4 Comments